Selasa, 26 April 2011

Kamus Investasi


A
ALPHA – Selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolok ukurnya (benchmark), untuk level resiko pasar (beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik dari perkiraan sebelumnya (benchmark). Sedangkan untuk nilai alpha positif menunjukkan bahwa kinerja portfolio investasi kurang baik dibandingkan dengan tolok ukurnya (benchmark).
AMERICAN DEPOSITARY RECEIPT (ADR) – Sertifikat yang menggambarkan jumlah kepemilikan saham dalam suatu perusahaan diluar Amerika Serikat (AS), namun disimpan di Bank di Amerika Serikat dengan cabang dibeberapa negara dunia. Sertifikat tersebut dapat diperjual belikan di bursa atau pasar AS, sehingga memudahkan investor AS untuk berinvestasi pada saham perusahaan diluar AS.
ANUITAS (ANNUITY) – Suatu ikatan atau kontrak antara pemodal dan perusahaan asuransi dimana setelah pembelian kontrak oleh pemodal, perusahaan asuransi tersebut menjamin suatu penerimaan (hasil) yang tetap atau variable selama jangka waktu tertentu secara teratur.
ALOKASI AKTIVA (ASSET ALLOCATION) – Strategi investasi yang mengalokasikan (diversifikasi) total aktiva (portfolio investasi) dalam beberapa kelompok, seperti saham, obligasi dan instrument pasar uang, sebagai upaya untuk menurunkan (meminimalkan) resiko investasi.
B
BEARISH MARKET – Suatu kondisi pasar keuangan dalam periode tertentu dimana harga pasar surat berharga sedang mengalami penurunan.
BETA – Suatu ukuran fluktuasi portfolio investasi atau individual instrument investasi dibandingkan dengan pasar (stock market), yang diwakili oleh index. Nilai beta pasar adalah 1. Beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portfolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index.
BLUE CHIP – Saham biasa (common stock) yang memiliki kinerja fundamental yang baik, seperti selalu membukukan keuntungan dalam beberapa tahun terakhir, memiliki pertumbuhan yang baik, selalu membagikan dividend, memiliki reputasi manajemen yang baik, dan sebagainya.
BURSA SAHAM NEW YORK (NEW YORK STOCK EXCHANGE) – Bursa saham tertua dan terbesar di dunia dengan lebih dari 3000 perusahaan yang mendaftarkan sahamnya untuk diperdagangkan.
BURSA (BOURSE) – tempat berlangsungnya perdagangan surat berharga.
BULL MARKET – Kondisi pasar dimana harga surat-surat berharga dalam kondisi mengalami kenaikan.
C
CD (CERTIFICATE OF DEPOSIT) – Surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh bank dan umumnya memberikan bunga tetap (fixed-rate) kepada pembelinya.
COST AVERAGING – Suatu Strategi melalui pembelian surat berharga atau berinvestasi dalam jumlah tertentu secara reguler atau pada interval waktu tertentu. Pada saat harga surat surat berharga mengalami penurunan, maka jumlah unit yang dibeli semakin banyak sedangkan pada saat harga pasar naik, maka akan semakin sedikit jumlah unit yang dibeli. Secara keseluruhan, harga beli rata-rata akan menjadi semakin rendah dan kemungkinan besar akan lebih rendah dari harga pasar terakhir dan lebih rendah dari rata-rata harga pasar jika pembelian dilakuakn tidak secara teratur.
D
DERIVATIF (DERIVATIVE) – Instrumen keuangan dimana nilainya didasarkan pada nilai surat berharga lainnya (underlying security).
DIVERSIFIKASI (DIVERSIFICATION) – Suatu strategi investasi dengan cara menempatkan dana yang ada di portfolio investasi pada berbagai jenis surat berharga, dengan harapan akan menurunkan resiko investasi.
DIVIDEND – Pembagian keuantungan suatu perusahaan kepada para pemegang sahamnya.
DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE (THE DOW) – Suatu ukuran atau tolok ukur kinerja bursa saham yang tertua dan paling banyak dipakai seluruh dunia.
E
EAFE INDEX – the Europe, Australasia, Far East Index. Suatu Index yang disusun oleh investment bank terkenal di Amerika Serikat Morgan Stanley Capital International® yang berisi dari kinerja bursa saham dari negara-negara yang ada di Eropa, Australia, dan Timur Jauh (Far East). Index ini menggambarkan kinerja dari kira-kira 20.000 saham dari lebih dari 20 negara.
EX-DIVIDEND – Suatu periode atau interval waktu antara tanggal pencatatan hak menerima dividend (record date) dan tanggal pembayaran dividend (payment date), dimana Investor yang membeli saham dalam periode ini tidak memiliki hak untuk menerima dividend.
F
FACE VALUE – Adalah jumlah pokok yang tertera pada sebuah instrumen hutang, atau pada uang kertas serta uang koin.
FAIR VALUE – Merupakan perkiraan nilai seluruh aset serta kewajiban dari sebuah perusahaan yang akan diambil alih/diakuisisi, yang kemudian akan digunakan untuk mengkonsolidasikan laporan keuangan kedua perusahaan tersebut.
FEDERAL OPEN MARKET COMMITTEE (FOMC) – Adalah komite yang membuat keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari the Feds untuk mengontrol/mengawasi suplai uang. Komite ini bertemu delapan kali setahun.
FINANCIAL PLANNER – Merupakan ahli profesional di bidang investasi yang membantu individu menggambarkan rencana keuangan (financial plans) dengan tujuan-tujuan tertentu dan membantu mengkoordinasikan beragam aktivitas keuangan lainnya.
FISCAL POLICY – Merupakan kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi kondisi makroekonomi. Kebijakan ini akan mempengaruhi tingkat pajak, tingkat suku bunga, dan pengeluaran pemerintah sebagai usaha untuk mengontrol ekonomi negara tersebut.
FIXED ASSET - Merupakan properti yang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, tetapi bukan untuk dikonsumsi atau untuk dikonversi menjadi kas. Pabrik, mesin, dan peralatan-peralatan merupakan contoh dari aktiva tetap tersebut.
FIXED COST - Yaitu biaya yang jumlahnya akan tetap sama (tidak berubah) meskipun kegiatan perusahaan terus mengalami perubahan.
FLOOR TRADER – Yaitu anggota bursa yang menjalankan transaksi dari lantai perdagangan bursa (the floor) hanya untuk rekening perusahaannya.
FLOAT – Adalah jumlah total saham yang beredar dan yang tersedia di pasar.
FUND MANAGER – Adalah orang yang bertanggung jawab atas investasi dalam reksadana, dengan cara mengimplementasikan strategi serta pengelolaan hari ke hari dalam perdagangan portofolionya. Salah satu faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam reksadana adalah mencari fund manager yang tepat.
FUNDAMENTAL ANALYSIS – Yaitu metode penilaian saham/surat berharga yang mencoba untuk mengukur nilai intrinsic sebuah saham tertentu. Analisa fundamental mempelajari segala hal mulai dari kondisi ekonomi dan industri secara keseluruhan, sampai kondisi keuangan dan kondisi manajemen perusahaan tersebut.
G
GEARING RATIO – Adalah istilah umum yang diberikan untuk rasio-rasio leverage yang menggambarkan kondisi modal perusahaan. Ada berbagai macam jenis gearing rasio seperti debt to equity, interest coverage (keuntungan dibagi dengan pembayaran bunga) untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman.
GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) – Adalah nilai uang atau nilai moneter semua barang barang serta jasa yang dihasilkan oleh suatu negara pada suatu periode tertentu. Meliputi konsumsi, belanja / pengeluaran pemerintah, investasi, serta ekspor bersih (ekspor dikurangi impor). Disimbolkan dengan Y = C + I + G + (X – M). GDP merupakan indicator yang baik untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Dan biasanya diukur secara tahunan, meskipun perhitungan bulanannya juga diumumkan.
GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP) – Merupakan indikator statistik ekonomi meliputi GDP ditambah semua pendapatan yang diperoleh warga negara tersebut atas investasi luarnegerinya, dikurangi pendapatan dihasilkan warganegara asing atas investasi di dalam negeri. Pada dasarnya GNP adalah total uang yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara baik di dalam maupun di luar negeri.
GROWTH FUND – Adalah sebuah portofolio saham yang berdisifikasi dengan tujuan utamanya adalah peningkatan harga saham (capital appreciation), yaitu berinvestasi pada perusahaan yang menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh untuk tujuan ekspansi, akuisisi, atau untuk penelitian dan pengembangan perusahaan.
GROWTH STOCKS – Adalah saham-saham pada perusahaan yang pendapatan totalnya diharapkan meningkat di atas tingkat pendapatan rata-rata. Karakteristik dari growth stock adalah P/E rasionya yang tinggi.
H
HASIL INVESTASI (YIELD) – Tingkat pertumbuhan hasil investasi selama periode tertentu. Umumnya diukur dengan cara: Yield = (Nilai investasi Awal + Pembagian Uang Kas/Dividend) / Nilai Investasi Akhir.
HASIL RIIL (REAL YIELD) – Hasil bersih dari pemilikan suatu obligasi, setelah dikurangi tingkat inflasi. Dengan demikian jika tingkat inflasi adalah 4% dan suatu obligasi memberikan hasil (yield) 12%, maka hasil bersih dari obligasi tersebut adalah 8%.
HEDGING – Strategi yang diterapkan untuk menghindari atau meminimalkan resiko investasi. Perfect hedge dimaksudkan untuk menghapuskan kemungkinan terjadinya kerugian dimasa yang akan datang.
I
INDEX – Satuan statistik yang mengukur perubahan dalam ekonomi atau pasar keuangan (financial markets) pada suatu tanggal tertentu dibandingkan dengan tahun dasarnya, misal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Dow Jones® Industrial Average (DJIA) and S&P 500®.
J
JANUARY EFFECT – adalah fenomena yang terjadi pada akhir tahun ketika para investor mulai khawatir tentang pembayaran pajak yang mengakibatkan mereka mungkin menjual beberapa saham yang merugi sehingga mereka dapat menghapus kerugian tersebut atas capital gain yang diperoleh. Hal ini akan menyebabkan harga saham-saham akan mengalami penurunan pada akhir tahun, dan kemudian mengalami kenaikan harga kembali karena para investor tersebut membeli kembali saham yang sebelumnya mereka jual.
JOINT VENTURE – Adalah bergabungnya dua atau lebih orang atau perusahaan dalam bidang usaha tertentu dan setuju untuk berbagi keuntungan, kerugian, atau berbagi pengawasan/kontrol.
JUNK BOND – Adalah obligasi yang dijual untuk tujuan spekulasi. Umumnya obligasi tersebut berperingkat di bawah BB, dan memiliki resiko default (gagal bayar) yang lebih tinggi dibanding obligasi lainnya. Junk bond umumnya menawarkan tingkat bunga 3 – 4% lebih tinggi daripada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
K
KAPITALISASI PASAR (MARKET CAPITALIZATION) – Nilai wajar suatu perusahaan yang diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar. Perhitungannya harga pasar saham dikalikan dengan jumlah sahamnya yang beredar
KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN NILAI INVESTASI (CAPITAL GAIN OR LOSS) – Keuntungan atau kerugian dari penjualan kekayaan (asset) dalam suatu portfolio.
L
LETTER OF INTENT – Kesepakatan yang tidak mengikat yang menyatakan niat (intention) dari suatu pihak untuk memenuhi ketentuan atau harapan dari pihak lain.
LIKUIDITAS (LIQUIDITY) – Kemudahan dalam menjual atau menukarkan suatu asset menjadi uang kas.
M
MAINTENANCE MARGIN – Adalah jumlah uang harus dimasukkan/ ditambahkan untuk menutup kembali margin requirement (jumlah marjin yang harus dipelihara) dalam rekening marjin.
MARGIN – Marjin adalah menggunakan uang pinjaman untuk membeli suatu saham, atau lebih dikenal dengan buying on margin atau margin trading (transaksi marjin). Pada transaksi marjin, para investor membeli saham dengan menggunakan dana yang dipinjam dari broker dimana mereka melakukan transaksi dan umumnya bunga yang dikenakan lebih tinggi daripada bunga bank. Tidak semua nasabah dapat melakukan transaksi marjin. Fasilitas marjin hanya diberikan oleh broker kepada nasabah lama dengan potensi yang baik dan sebaiknya transaksi marjin ini hanya dilakukan oleh investor yang berpengalaman karena jika harga saham anda turun secara signifikan, kerugian yang anda alami akan lebih besar daripada transaksi tanpa marjin. Sedangkan dalam perusahaan, marjin adalah selisih antara harga penjualan dengan beban pokok produksi (COGS).
MARK TO MARKET – Yaitu mencatat dan mengamati nilai atau harga suatu saham/surat berharga, suatu portofolio, atau suatu rekening sehingga dapat mereflesikan nilai pasar saat ini.
MARKET RISK – Adalah potensial kerugian hari ke hari yang akan dialami oleh investor akibat fluktuasi harga saham. Beta suatu saham dapat digunakan untuk menaksir seberapa besar resiko pasar yang dihadapi oleh saham tersebut.
MEDIUM TERM NOTE (MTN) – Adalah surat hutang yang umumnya berjangka waktu 5-10 tahun.
N
NILAI POKOK INVESTASI (CAPITAL OR PRINCIPAL) – Nilai awal investasi, tidak termasuk penerimaan (earnings) setelah dilakukannya investasi tersebut.
NASD (National Association of Securities Dealers Inc.) – Suatu organisasi nirlaba di Amerika Serikat beranggotakan seluruh perusahaan investment bank. Dengan pengawasan dari Securities Exchange Commissions (SEC), badan pengawas pasar modal AS, NASD dimaksudkan untuk menstandarisasi praktek dan kode etik perdagangan, khususnya yang over the counter.
NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated Quotation System) – Sistim komputer yang menggambarkan aktivitas perdagangan, seperti harga dan kuantitas, dalam pasar yang over the counter.

Stock Exchange


Bursa efek atau bursa saham (stock exchange) adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan serta obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham (lihat penilaian saham).

Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off exchange". Penawaran pertama dari saham kepada investor dinamakan pasar perdana atau pasar primer dan perdagangan selanjutnya disebut pasar kedua (sekunder).

Syarat listing 
Perusahaan harus memenuhi syarat sebuah bursa saham agar saham mereka dapat dilist dan diperdagangkan di sana. Contohnya, agar dapat dicatat dalam NYSE (Bursa Saham New York), sebuah perusahaan mesti telah menerbitkan setidaknya 1 juta saham seharga US$100 juta dan mesti telah mendapatkan lebih dari US$10 juta dalam tiga tahun terakhir.

Bursa efek utama:


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_saham

Kamis, 21 April 2011

Dynamic Capabilities for Strategic Team Performance Management : The Case Nissan

PENDAHULUAN
Sumberdaya dalam organisasi bisnis yang berupa kapabilitas dan kompetensi manajemen hanya memberikan penjelasan tentang bagaimana manajemen membangun keunggulan bersaing, namun kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki tersebut tidak dapat menjelaskan keunggulan organisasi bisnis dan situasi pasar yang dinamis. Bagaimana manajemen organisasi bisnis menciptakan mekanisme dan proses untuk membuat manajemen dan organisasi bisnis yang dikelolanya tetap sesuai (fit) sejalan dengan perubahan hubunagn eksternal (Eisenhardt dan Martin, 2000) serta orientasi masa depan dari organisasi bisnis (Priem dan Butler, 2000). Itulah yang menjadi dasar pemicu lahirnya konsep dynamic capability yang merupakan konsep yang menjelaskan kebutuhan pengembangan dan evolusi kapabilitas manajemen organisasi bisnis untuk menghadapi kondisi pasar yang dinamis.
Dalam kajian ini yang menjadi pokok perhatian pada peran kemampuan dinamis untuk pengelolaan kinerja tim yang berkaitan erat dengan strategi yang digunakan manajemen. Perspektif yang didasarkan pada strategi resource-based view (RBV) didasarkan pada kapabilitas dinamis yang digunakan Nissan. Kendala utama yang timbul dalam artike ini adalah pengindentifikasi adanya unsur fleksibilitas dan pengulangan terus menerus dalam konsep dynamic capability yang membuat kapabilitas manajemen organisasi Nissan dapat bertahan di pasar yang dinamis.  Selain itu hoshin kanri (kebijakan manajemen) merupakan salah satu kumpulan yang kompleks yang mana pada level yang lebih rendah kapabilitas dinamisnya tersarang.
Ketiga variable inilah yang menjadi pokok kajian utama dalam artikel ini yang berjudul “Dynamic capabilities for strategic team performance management : the case Nissan”. Tapi sebelumnya saya mencoba untuk menguraikan terlebih dahulu berdasarkan isi setiap subbabnya dengan harapan dapat menentukan fokus utama yang disajikan oleh Vinh Sum Chau dan Barry J. Witcher (selanjutnya akan disingkat dengan VB). Meski dengan berbagai keterbatasan yang ada, saya berharap dapat menemukan hubungan yang lebih spesifik antara kapabilitas dinamis (Dynamic capabilities), Manajemen kinerja (Performance management) yang digunakan manajemen dalam menyusun strategi tim agar dapat mengembangkan kompetensi (competences) pada perusahaan Nissan.

ANALISIS DAN KTIRIK TERHADAP PEMBAHASAN
Ekploitasi asset strategic tidak adapt membantu menciptakan keunggulan bersaing dalam jangka panjang, apalagi pada pasar dinamis dan proses penciptaan aset strategik yang relative lebih murah dan cepat (dari pemanfaatan pengetahuan dan penggulangan proses eksplorasinya (Karno, 2008). Menurut Peteraf Pengembangan konsep dynamic capability merupakan hasil pengembangan resource-based theory (Karno, 2008). Hal ini disebabkan resource-based theory belum mampu menjelaskan bagaimana bisnis dapat bertahan dan justru dikembangkan pada kondisi pasar yang tidak menentu dan dinamis. Fujimoto (2000) mengidentifikasikan adanya kinerja manajemen perusahaan bisnis yang statis, berkembang dan kemampuan untuk melakukan evolusi dengan kedinamisan pasar. Ini menandakan bahwa kinerja manajemen saja belum cukup untuk membuat perusahaan mampu beradaptasi  dengan berbagai perubahan dan dinamika pasar. Ini diperlukan pengembangan kemampuan yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar. Berdasarkan pemahaman saya terhadap isi artikel ini dinyatakan bahwa teori kapabilitas dinamis merupakan kunci masalah dimana terjadinya kekakuan khusus dalam perusahaan antara strategi sumberdaya dengan kompetensi inti. Hal ini disebabkan ada beberapa indikasi mengenai competitive advantage yang berkelanjutan melalui sets complex hirarki kapabilitas dinamis, dalam hal ini termasuk hoshin kanri.
VB mengatakan bahwa tidak literatur manajemen kinerja strategik sangat dibutuhkan dalam melaksanakan system dan framework yang tidak hanya memberikan peningkatan kinerja, tetapi juga adanya kemampuan untuk mengawasi kinerja manajemen pada sasaran tingkat atas. Pentingnya organisasi audit di dalam kinerja manajemen dan literature studi organisasi, dan partisipasi karyawan merupakan predictor yang kuat terhadap kinerja organisasi.  VB juga menjelaskan bahwa komponen dalam strategi RBV, dimana capital human dipandang sebagai sebuah kepentingan strategi sumberdaya organisasi yang penting dalam pencapaian competitive advantage. Pendekatan sumber daya (RBV) yang mengembangkan kemampuan dan kompetensi manajeman dalam organisasi, dalam beberapa pengembangan pemikiran dan konsep strategi bersaing, masih dirasakan kurang mampu memberikan kekuatan bagi manajemen untuk memprediksikan potensi perubahan pasar.  Oleh karenanya, dibutuhkan kekuatan pendukung bagi manajemen organisasi untuk dapat mengembangkan manajemen dalam menggali berbagai data dan informasi yang dapat dikembangkan sebagai suatu pengetahuan baru sebagai bentuk identifikasi otensi perubahan pasar di masa yang akan datang.
Pemahaman strategi sumberdaya sebagai asset tangible dan intangible ketika dikombinasikan akan membantu perusahaan dalam dari competitive advantage. VB mengatakan bahwa RBV dianggap perusahaan sebagai  sebuah system konigtif, yang mana dicirikan oleh idiosyncratic dan tergantung konteks kompetensi inti tujuan perusahaan. Hoshin kanri adalah dalam sebuah RBV sense, sebuah dynamic capabilities untuk manajemen (dan konfigurasi) kompetensi utama dari waktu ke waktu.  Tetapi Prahalad dan Hamel mengatakan bahwa point tersebut bukan produk inti dan kompetensi inti yang memberikan kemampuan strategic tetapi yang lebih tinggi dynamic capabilities.
Dynamic capabilities merupakan konsep pengembangan kemampuan manajemen dalam organisasi untuk dapat memprediksikan, meng-generate pengetahuan baru, dan menghasilkan fleksibilitas organisasi terhadap dinamisasi pasar yang terjadi. Dynamic capabilities merupakan konsep yang seharusnya dikembangkan oleh berbagai organisasi bisnis, karena kekuatan dinamisasi dengan berbagai factor pemicunya dapat menciptakan bebagai hambatan dan ancaman bagi kelangsungan hidup organisasi. Kekuatan organisasi sedikit banyaknya tertumpu pada berbagai kebijakan pemerintah merupakan kelemahan dari kemampuan manajemen dari organisasi bisnis untuk memasuki pasar global yang dinamis dan ketatnya persaingan.
Kekuatan internal organisasi yang dibangun berdasarkan keberadaan berbagai sumberdaya yang dimiliki merupakan dasar yang kuat untuk dapat membangun kekuatan organisasi bisnis dan membangun keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Pendekatan kekuatan internal organisasi bisnis yang menggunakan pendekatan pasar (market deterministic) tidak dapat lagi diterapkan, karena pendekatan pasar justru menciptakan ketergantungan manajemen terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Pendekatan pasar yang diimplementasikan cenderung membuat manajemen organisasi bereaksi setelah terjadinya perubahan kondisi pasar dan bukannya memberikan kekuatan untuk mempredikasikan kemungkinan dan potensi perubahan yang akan terjadi di pasar.
Pemikiran dynamic capabilities juga diperkuat adanya pengertian daur ulang atau siklus hidup, dimana pasar dan industry merupakan pelaku utama yang dapat membuat siklus hidup produk maupun bisnis berada di puncak atau maupun ke titik paling rendah. Pergerakan pasar dan pesaing yang ada seharusnya dapat dibaca dan diamati, untuk menghindari terjadinya kejenuhan pasar serta mempersiapkan berbagai upaya pengembangan berbagai upaya untuk mengembangkan potensi pasar yang lebih menjanjikan keuntungan.  Adanya pengembangan kinerja manajemen untuk mengantisipasi dinamika pasar akan membangun kekuatan manajemen untuk mengidentifikasi berbagai pasar potensial yang belum dikembangkan oleh pesaing yang pada akhirnya akan mampu memberikan jaminan kesinambungan hidup dari organisasi.
Menurut Williamson konsep dynamic capabilities diartikan sebagai pola pembelajaran secara kolektif dalam organisasi yang secara sistematis mampu menggerakkan dan memodifikasi berbagai sumberdaya dalam organisasi dan kebijakan operasional rutin dan struktur organisasi yang ada untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar (Karno, 2008). Pola pembelajaran yang berkembang dan secara aktif merupakan proses pencarian pengetahuan masa yang akan datang (Grant, 1996) dan menggali berbagai informasi pasar untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pasar serta menghasilkan identifikasi berbagai potensi pergerakan dan peluang pasar di masa yang akan datang (Borch, 2004). Pola pembelajaran tersebuttidak dapat ditiru oleh pesaing dan merupakan untuk pembeda dengan pesaing, serta mempengaruhi kecepatan organisasi bisnis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan (Collins, 1994).

 Gambar 1 : Framework Dynamic Capabilities


Gambar 2 :  Measurement the Effectiveness of Dynamic Capabilities

Dynamic capabilities tersebut juga melibatkan unsur diluar organisasi bisnis untuk melakukan control aktivitas pesaing, menciptakan fleksibilitas organisasi bisnis dalam industry dan mendorong penciptaan berbagai produk yang bersifat eksperimental. Dynamic capabilities merupakan unsur kuat yang dapat mendorong terciptanya keunggulan bersaing dalm kondisi pasar yang dinamis, yang mengekplorasi berbagai pengetahuan baru untuk memperbaiki kompetensi dan efisiensi implementasi strategi. Penciptaan dynamic capabilities ini melibatkan asset manusia, system informasi, dan system manajemen pengetahuan dalam organisasi bisnis memadai untuk dapat mengeksplorasikan, mengintegrasikan, dan menghasilkan berbagai pengetahuan baru yang berguna untuk menghadapi dinamika pasar.

KESIMPULAN
Dynamic capabilities akan secara fleksibel mengikuti pola dinamika pasar yang dihadapi, semakin dinamis pasar yang dhadapi, semakin tinggi pula tuntutan dynamic capabilities yang harus dikembangkan oleh organisasi, agar dapat bertahan dan membangun keunggulan bersaing berkelanjutan dalam waktu jangka panjang. Dinamika pasar akan dipengaruhi oleh dynamic capabilities yang dikembangkan secara evolusioner maupun revolusioner, namun yang penting adalah bagaimana teknologi, manajemen dan organisasi tersebut mampu secara integral membangun kapabilitas dinamis yang memang diperlukan untuk menghadapi dinamika pasar.

REFERENSI
Borch, O.J, (2004), Buiding Dynamic Capabilities For Strategic Entrepreneurship in SMEs, NCSB 2004, Conference, 13th, Nordie Conference on Small Business Research.

Karno, B. Benedictus, (2008), Dynamic Capabilities untuk Membangun Keunggulan Bersaing Berkesinambungan, the 2nd, National Conference UKWMB,

Collins, D.J, (1994), Reserch note: How Valuable are organizational capabilities? Strategic Management Journal, Winter Special Issues, 15, Hal. 143-152

Eisenhardt KM dan Martin J.A, (2000), Dynamic Capabilities ; What are that? Strategic Management Journal, Winter Special Issues, 15, Hal. 1105-1121

Fujimoto, T (2000), Evaluating Manufacture Systems and Ex Post Dynamic Capabilities : a case of Toyota’s Assembly Operations. In The Nature and Dynamic of Organizational.

Grant, RM, (1996), Toward a Knowledge based theory of the firm. Strategic Management Journal, Winter Special Issues, 17, Hal. 109-122

Priem, RI dan Butler, JE, (2000), Is the Resource-Based “View” a useful perspective for strategic Management Research?. Academy of Management Review 26, Hal. 85-40.

Tips Cari Harga Saham di Yahoo

Bagi yang tertarik dengan penelitian bursa saham, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memperoleh data yang diperlukan. Cara paling efektif tentunya adalah datang langsung ke bursa, misalnya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan kemudian melalui prosedur tertentu dapat meminta data yang diinginkan.
Namun demikian, sebenarnya kita juga dapat memperolehnya melalui internet di Yahoo! Finance pada alamat http://finance.yahoo.com.
Untuk memperoleh data IHSG Bursa Efek Jakarta, misalnya, dapat dilakukan melalui langkah berikut:
1. Buka http://finance.yahoo.com
2. Klik pada “Market Stats” [ada di bagian kiri bawah ...]
3. Pada Indices pilih “World”
4. Pada area Major World Indices pilih “Asia/Pacific”
5. Klik pada simbol ^JKSE

Akan ada pilihan “historical prices” dimana kita dapat memperoleh IHSG berdasarkan harian, mingguan, bulanan atau tahunan pada kurun waktu yang kita inginkan.
Jika kita ingin memperoleh data individu saham, maka setelah langkah (5), lanjutkan sebagai berikut:
6. Pada area More on ^JKSE, pilih “Components”
7. Pilih saham, misalnya “AALI.JK”
8. Klik pada “historical prices” dan lakukan filtering data sesuai periode yang diinginkan.

Jika output yang diminta sudah keluar di layar, maka di bagian bawah akan ada fasilitas untuk men-download data dimaksud dalam format csv (yang kemudian dapat dibuka dengan menggunakan program spreadsheet atau program analisa data lainnya …).
Semoga bermanfaat …
[ps: saya tidak memberikan layanan penyediaan data; silahkan melakukan pencarian sendiri melalui Yahoo!Finance dengan cara yang saya uraikan di atas ...]
Beberapa tips tambahan:
Cara mencari kelompok saham tertentu, misalnya kelompok saham manaufaktur, maka bisa terlebih dahulu dilihat di berbagai publikasi. Informasi ini misalnya dapat diperoleh di harian Kompas atau Bisnis Indonesia, kemudian catat kode saham-saham manufaktur tersebut yang terdiri atas empat huruf, misalnya “SMAR”. Kemudian di YahooFinance pergunakan kode-kode saham tersebut dengan menambahkan “.JK” di belakangnya, misalnya “SMAR” tercatat di YahooFinance sebagai “SMAR.JK”.


The Role that Personality and Motivation Play in Consumer Behavior: A Case Study on HSBC

PENDAHULUAN
Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa. Dengan demikian perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Dhili dan Echols, 1997).
Salah satu strategi yang tepat untuk memberikan informasi kepada konsumen adalah melalui peiklanan (advertising). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler dan Amstrong (2008) advertising is good way to inform and persuade to various target public (iklan merupakan cara yang baik untuk menginformasikan dan membujuk konsumen kepada berbagai publik sasaran). Seandainya para pengiklan berharap dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayak, mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir para konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka, dan dengan lingkungan dimana mereka hidup. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya,   konsumen juga menyesuaikan dengan kepribadian mereka. Oleh karena itu setiap diri konsumen mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang dapat membedakan perilaku (behaviour) dari satu orang dengan orang lain.
            JM (Jolene Montgomery, red) dalam artikelnya mencoba menunjukkan bahwa penyampaian informasi dan pesan secara persuasif melalui iklan tidak hanya dengan mengindentifikasi sosial demografis (socio-demographic) tetapi juga melalui psikografis profile konsumen (psychographic profile of consumers). Secara menyakinkan JM menfokuskan kepada karakteristik konsumen yaitu kepribadian (personality) dan motivasi (motivation) yang menjadi komponen dari iklan yang memungkinkan untuk membuat dan mengirimkan pesan yang efektif kepada konsumen.
Untuk lebih menunjukkan kajian utama artikel ini, saya mencoba menguraikan terlebih dahulu berdasarkan isi setiap subbabnya dengan harapan menentukan fokus utama yang disajikan oleh JM. Meski dengan berbagai keterbatasan yang ada, saya berharap menemukan jalinan yang lebih spesifik tentang bagaimana motivasi (motivation) dan analisis kepribadian konsumen (personality analysis of consumer) dalam memahami perilaku dan pasar konsumen.
RINGKASAN
Consumer Personality and Motivation as illustrated in HSBC Print ads
Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Oleh karena itu, perusahaan harus meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen secara terperinci, sehingga dapat memberikan ransangan kepada konsumen. Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya faktor budaya (kepribadian) dan faktor psikologis (motivasi).  Perilaku konsumen sebagian besar tergantung pada konsep diri, karena konsumen ingin menjaga identitas mereka sebagai individu. Hal ini tergambar pada produk dan merek yang mereka beli, tempat pembelian, dan kartu kredit yang digunakan akan memberikan gambaran image diri konsumen. Perilaku konsumen terhadap suatu produk, pemasar dapat mempengaruhi motivasi konsumen seperti belajar tentang bagaimana berbelanja, dan membeli suatu merek yang tepat dan kepribadian yang dicerminkan melalui gaya hidup (life style).
Mengenai motivasi dan kepribadian, JM mengatakan bahwa meskipun motivasi dan kepribadian kurang dikenal oleh masyarakat, tetapi sangat penting untuk mengidentifikasi, menentukan dan pemahaman secara mendalam mengenai pola dan preferensi konsumsi. JM mengutip pendapat Sheth et. al (1999) mengatakan bahwa personality is as “[a] person’s consistent ways [sic] of responding to the environment in which he or she lives” . Kepribadian tercipta melalui kombinasi pengaruh dari luar atau lingkungan sosial dan genetika atau sifat pembawaan (biologis) dari masing-masing individu. JM mengatakan bahwa menjaga produk yang berorientasi kepada konsumen (product-oriented consumers) cenderung rendah produknya atau jasa yang berdasarkan pada barang itu sendiri, sementara jasa yang berorientasi kepada konsumen (service-oriented consumers) cenderung “mencari hubungan” dengan penjual, penyedia jasa dan perusahaan (manufacturer).
Sementara itu JM mendefinisikan  motivation is as “an inner drive that reflects goal-oriented  arousal” (Arnould et. al., 2004:259). Ia berbeda dari kepribadian karena lebih abstrak dan konsep, walaupun hampir sama dalam arti bahwa motivasi juga terkait dengan sifat pembawaan (traits) individu dan lingkungan masing-masing. JM  menemukan bahwa konsep periklanan (advertising) dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh HSBC dengan meluncurkan kampanye iklan pada multikulturalisme, "Business Connections" dengan membawa slogan, "Never underestimate the importance of local knowledge". JM mengatakan bahwa iklan tersebut berfungsi sebagai unit analisis studi ini, yaitu menggambarkan pengaruh motivasi dan kepribadian terhadap target pasar konsumen dalam memberi pesan dan bentuk iklan. Poin penting yang dibahas dari hasil analisis meliputi berikut ini:
1.      Iklan HSBC bagaimana menggambarkan budaya sebagai lingkungan sosial dan budaya bawaan (traits) menjadi pertimbangan utama dalam isi pesan iklan hari ini kepada konsumen.
2.      Motivasi seperti prestasi, kekuatan, keunikan, afiliasi, dan penghargaan diri yang menentukan sebuah lingkungan budaya konsumen dan budaya bawaan.

“Never underestimate the importance of local knowledge”: HSBC on culture and the consumer

Konsep yang dibahas JM dari kepribadian konsumen adalah dimensi terutama ditentukan mengenai orientasi konsumen kepada barang atau orientasi kepada pejasa. Dalam analisis kepribadian konsumen ini, ada juga yang mengaku bahwa konsumen mengadopsi berbagai kepribadian tergantung pada peran yang menganggap mereka sebagai konsumen : pengguna, pembayar, atau pembeli. JM menyebutkan 3 aspek kepribadian yang dipertimbangkan konsumen yaitu :
  1. Barang yang berorientasi pada konsumen sebagai pengguna,
  2. Berorientasi pada jasa konsumen sebagai pembeli,
  3. Konsumen dan keuangan posisi sebagai pembayar.
JM mengatakan HSBC  kampanye iklan "Business Connections" komponen ini menjadi bukti perilaku konsumen. Jasa yang berorientasi konsumen adalah target pasar utama HSBC. Promosi iklan yang dikembangkan kepada konsumen untuk mengenal budaya dan masyarakat lainnya di seluruh dunia, gunanya agar konsumen terbujuk dengan kata iklan dalam memahami individu dan lingkungan sosial/budaya adalah salah satu cara yang terbukti bahwa menjual jasa (jasa) dengan menggambarkan kepribadian konsumen-pembeli.
Kepribadian dalam menentukan identifikasi kemungkinan individu untuk menjadi konsumen dari produk atau jasa tertentu, dikategorikan kepada 3 bentuk, yaitu :
1.      Konsumen sebagai pengguna atau orientasi barang, maka barang sebagai komoditas lebih menarik baginya.
2.      Konsumen sebagai pembeli, lebih tertarik dalam membangun hubungan yang dekat dengan pedagang, produsen, atau pabrik, orang-orang yang memberikan jasa.
3.      Konsumen sebagai konsumen pembayar ikut memperhatikan iklim ekonomi dari lembaga itu sendiri, dan membenarkan dengan sendiri status keuangan, dan apabila memenuhi kriteria baik, maka itu adalah bahwa konsumen pembayar-memutuskan apakah akan hidup dengan produk (atau jasa) atau tidak.

Motivations as the consumer “drive”: achievement, power, uniqueness, affiliation, and selfesteem
JM mengidentifikasikan kepribadian konsumen dalam hal produk, jasa, dan iklim keuangan yang baik dari penjual dan pembeli. Sedangkan dalam mengidentifikasi potensi motivasi yang melayani konsumen sebagai 'drive, kebutuhan dan keinginan yang mungkin telah dicapai melalui konsumsi produk atau jasa yang ditawarkan oleh usaha perusahaan/lembaga. Motif merupakan salah satu cara yang mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan (pembelian produk, baik, atau jasa). Ada 4 jenis motif  yang dikutipkan JM dari Arnould et. al. (2004) sebagai berikut:
1.      Motif prestasi untuk merangsang emosi dalam mengevaluasikan diri dalam kaitannya dengan kinerja
2.      Motif kekuatan memiliki kontrol atau pengaruh terhadap orang lain, kelompok, atau dunia.  
3.      Motif keunikan/baru untuk melihat diri sebagai yang berbeda dari yang lain.
4.      Motif afiliasi untuk bersama-sama dengan masyarakat; konsumen terkadang pengalaman yang kuat dan motivasi untuk kembali persekutukan dengan kelompok.
5.      Motif penghargaan diri untuk melihat sejauhmana keberhasilan dan kegagalan (konsumen) melihat diri mereka sebagai lebih baik dari orang lain.
Iklan "Business Connections"  ini mengilustrasikan pencapaian tujuan, terutama karena HSBC pribadi akan mencoba untuk membuat hubungan dengan konsumen. Dalam berusaha untuk menjual jasanya (jasa perbankan), HSBC membangkitkan emosi konsumen untuk memperbaiki hubungannya dengan konsumen dengan menampilkan budaya bangsa tertentu. Gambaran tentang budaya tertentu melalui iklan menciptakan kesan bahwa setiap budaya memiliki kekuatan, sehingga mempengaruhi konsumen bahwa sebagai anggota dari budaya, ia memiliki wewenang untuk menyetujui atau menolak iklan yang tidak baik dan baik terhadap produk atau jasa yang diiklankan. Hasilnya menujukkan bahwa iklan yang digambarkan “merek” HSBC yang tertanam dalam setiap budaya dan benar-benar milik masyarakat. Dengan demikian, promosi iklan berhasil menunjukkan bahwa konsumen HSBC dapat memperlihatkan kepribadian mereka, dan apa yang memotivasi mereka untuk mengkonsumsi sebuah produk atau jasa tertentu.

Conclusion: Motivations and Personality reflects the HSBC Consumer
Sebelumnya JM menjelaskan bahwa motivasi dan kepribadian yang ditampilkan sebagai faktor penting mengidentifikasi dan mencerminkan perilaku konsumen adalah melalui sosial demografis (socio demographic) dan psikografis (psychographic) karakteristik konsumen kedua faktor tersebut dapat menentukan kepribadian dan motivasi konsumen. Kepribadian terutama menentukan konsumen sebagai pembeli, pembayar, dan pengguna produk dan/atau jasa. Dalam hal demikian, maka sosial demografis faktor pendapatan dan kelas sosial ekonomi membantu menentukan mana yang sampai ke konsumen harus diperhitungkan peran sebelumnya. Selain itu, faktor psikografis melalui sikap konsumen terhadap produk atau jasa, menjadikan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi poduk/jasa berorientasi kepada barang (merchandise oriented) atau berorientasi kepada jasa (service oeriented). Kedua faktor tersebut secara bersama-sama menentukan pilihan konsumen  dan preferensi kepada produk atau jasa.
JM menyebutkan bahwa motivasi juga penting menentukan karakteristik konsumen dan perilaku konsumsi. Faktor  sosial demografis (socio demographic) meliputi variabel pendapatan, usia, jenis kelamin, dan etnis keanggotaan, sedangkan factor psikografis (psychographic) seperti kebutuhan untuk berprestasi, afiliasi, kekuasaan, dan percaya diri. Menggabungkan kedua faktor tersebut secara bersama-sama dengan hasil pemenuhan atau kegagalan konsumen untuk mencapai kebutuhannya, tergantung pada kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.  JM mengatakan bahwa dalam kasus iklan kampanye di HSBC, kami telah melihat bagaimana kepribadian dan motivasi menjadi komponen dari iklan, yang memungkinkan untuk membuat dan mengirimkan pesan yang efektif kepada konsumen. Pada isu sensitif dan toleransi budaya masyarakat dan individu dari perbedaan menjadi alat yang digunakan HSBC untuk menggambarkan kepribadian dan motivasi dari konsumen. Dalam artikel JM ini menyatakan bahwa profil konsumen dari HSBC menunjukkan adanya persentase yang besar dari pasar konsumen yang datang dari berbagai etnis atau budaya konsumen.
Hasil penelitian JM juga menunjukkan bahwa keuntungan yang dapat diambil dari penelitian, dan informasi tentang perilaku konsumen menunjukkan bahwa dua faktor yang berpengaruh adalah kepribadian dan motivasi. Promosi periklanan dan pemasaran dapat ditingkatkan lebih baik dan lebih efektif lagi kepada pasar konsumen, seperti yang terlihat pada pengalaman HSBC, dimana kepribadian dan motivasi konsumen yang menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan pasar konsumen.

TELAAH KRITIS
Perilaku konsumen pada hakekatnya bukanlah hal yang mudah untuk dipelajari. Karena perilaku konsumen merupakan salah satu bagian dari perilaku manusia secara keseluruhan. Walaupun sulit untuk mempelajarinya, perilaku konsumen sangatlah penting bagi pemasar, karena dengan mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen maka akan diketahui produk yang bagaimana yang dapat memuaskan konsumen tersebut. Sebagai bagian dari perilaku manusia secara keseluruhan, konsumen akan berperilaku bila ada kesenjangan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diharapkan dari kebutuhan dan keinginan yang ingin dialami (Sutarto, 2007).
Konsep kepribadian (personality) dibahas secara tioretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada pengaruh sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu, serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian. Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan antar individu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan kepribadian dapat mengalami perubahan. Namun dalam hal ini, JM hanya membahas secara garis besarnya saja yaitu tingkat kepribadian secara umum.
Motivasi (motivation) sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai cara. Kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul akibat dari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku.
JM berhasil mengungkapkan keterkaitan antara kepribadian dan motivasi konsumen dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Perilaku konsumen didasarkan pada komponen-komponen dasar paradigma seperti tingkat penerimaan yang berorientasi pada tujuan, penyampaian pesan, representasi dan pengolahan informasi (Dharmmesta, 2003). Perilaku konsumen dapat dirubah persepsinya dengan penerimaan atau penolakan terhadap penyampaian pesan atau informasi iklan yang diterima konsumen. Oleh karena itu penyampaian pesan atau informasi iklan tepat dan sesuai dengan budaya konsumen akan memberikan persentase yang besar atau respon positif dari pasar konsumen terhadap produk yang diiklankan perusahaan (dalam kasus ini HSBC). 
Secara sepesifik JM merumuskan konsep pesan dan informasi iklan yang persuasif kepada jasa yang tidak hanya berdasarkan pada faktor sosial demografis (socio-demographic), tetapi juga pada faktor psikografis konsumen, sehingga akhirnya akan memberi pengaruh terhadap perilaku konsumen. Secara konseptual pembahasan yang dilakukan JM menunjukkan bahwa perusahaan (HSBC) berhasil mengilustrasikan sebuah pesan dan informasi melalui iklan kepada konsumen. Pendekatan yang digunakan melalui perbandingkan peningkatan persentase dengan tahun sebelumnya (dalam artikel ini JM tidak menyebutkan persentase apa dan bagaimana tingkatan persentase tersebut, tetapi saya menduga persentasi peningkatan jumlah nasabah. Karena JM menyebutkan persentase yang besar dari pasar konsumen), memberikan gambaran bahwa konsep karakteristik konsumen (kepribadian dan motivasi) yang menjadi komponen dalam iklan memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen.
Konsep ini belum menjamin untuk dapat menunjukkan karakteristik lingkungan konsumen yang berbeda-beda, karena setiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik  psikologis yang unik yang menimbulkan respon relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek (Hardadi (2004). Perilaku yang termotivasi diprakasai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau yang disukai.karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan. Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi respon yang dirasakan (Suhartono, 2005).
Dalam uraian implikasi-implikasi yang dilakukan oleh JM, telah tercermin isu-isu yang relevan untuk diteliti dan dikembangkan untuk memperjelas bagiamana kepribadian dan motivasi memberi dampak terhadap perilaku konsumen. Disamping itu, juga adanya keterikatan antara perilaku konsumen dengan pasar konsumen termasuk pendekatan strategi pemasaran yang cocok dengan konsumen, sehingga produk yang dipasarkan akan bertahan dalam lingkungan konsumen yang dinamis. Suatu karakteristik yang dirasakan akan bertahan dalam suatu komunitas yang semakin kompleks adalah berimplikasi dalam hal seberapa besar pemasar (perusahaan) dapat membujuk dan menyakinkan konsumen untuk terus mengkonsumsikan produk yang ditawarkannya.

KESIMPULAN
JM mengungkapkan bagaimana sebuah penyampaian pesan dan informasi melalui iklan secara persuasif memberikan kontribusi positif terhadap kepribadian dan motivasi konsumen dalam mempengaruhi perilakunya. JM menggunakan pendekatan komparatif untuk menunjukkan bentuk peningkatan atau perubahan persentase dari pasar konsumen dari tahun sebelumnya. Namun berdasarkan konsep-konsep utama yang dibangun untuk memperoleh dukungan dari hasil penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam mengukur dan mengidentifikasi peningkatan persentasi pasar konsumen yang dimaksud. JM mengakui melakukan penyederhanaan atas kompleksitas terhadap kepribadian dan motivasi konsumen terhadap perilaku konsumen. Dalam artikel ini JM hanya mengungkapkan  bagaimana  karakteristik konsumen dalam merepson isi pesan atau infomasi iklan HSBC yang diterima oleh konsumen tersebut. Bukan dari sisi kepribadian dan motivasi konsumen secara individual yang dijadikan objek penelitian.
Melalui pendekatan teori perilaku konsumen, model yang dibangun JM diharapkan dapat mencerminkan bahwa kepribadian dan motivasi konsumen harus disesuaikan dengan faktor sosial demografis (socio demographic) dan faktor psikografis (psychographic), sehingga perusahaan akan mampu bertahan hidup pada masa yang akan datang adalah dengan mengedepankan perubahan strategi pemasaran yang dilakukan pada lingkungan atau daerah tertentu yang bersifat dinamis. Bagaimanapun artikel ini telah menunjukkan berapa pentingnya sebuah pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik daripada konsumen. JM telah berhasil mengidentifikasi melalui penelitian ini bahwa terdapat peran yang sangat signifikan antara ilmu manajemen (pemasaran) dan psikologi (perilaku) yang menekankan pada aspek perilaku manusia sebagai salah satu komponen pasar yang juga sangat berkaitan dengan variasi lingkungan. Pada akhirnya, ilmu pemasaran semakin menunjukkan kompleksitasnya, yang terus berkembang dan harus ditunjang dengan berbagai pendekatan multidisiplin.

DAFTAR PUSTAKA

 Dharmmesta, Basu Swastha, (2003), Strategi Baru Manajemen Pemasaran, Penerbit Amara Books, Yogyakarta

Dhili dan Echols (1997) Perilaku Konsumen, Penerbit Bina Putra Aksara, Jakarta.
Gountas, John dan  Mavondo, Felix, (2005) Personality, Opportunity, Motivation, Self-Efficacy, Resources And Ability (POMSERA) As Predictors Of Consumer Behaviour, ANZMAC  Conference: Consumer Behaviour

Hardadi, (2004) Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Hedrajaya, (2004), Bagaimana Memuaskan Pelanggan, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary (2008), Principles of Marketing, twelfth edition, Pearson Prentice Hall

             , (2008), Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid I dan II, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Mossafa (2008), Perilaku konsumen, http://massofa.wordpress.com
Suhartono, Ani Wijayanti (2005) Pentingnya Perilaku Konsumen dalam Menciptakan iklan yang efektif, http://puslit.petra.ac.id/journals/design
Sutarto, (2007), Mengamati perilaku pasar konsumen, http://ysutarso.wordpress.com

Followers